PENYAKIT TUNGRO
Pendahuluan
Ciri-Ciri Penyakit Tungro
- Tanaman menjadi berwarna kuning sampai oranye dari pucuk sampai pelepah daun
- Ruas batang menjadi pendek sehingga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan terhambat dan tidak terbentuk malai.
Penyebab Penyakit Tungro
Penyakit
ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh wereng hijau dengan ciri wereng
hijau terdapat bintik cokelat pada kedua sayapnya. Serangan penyakit ini bukan disebabkan oleh
telur serangga vector, benih yang ditanam, melalui air irigasi, melalui tanah
maupun cara mekanis misalnya gesekan antar tanaman.
Cara dan Sumber Penularan
- Tanaman padi yang sudah terserang
- Sisa tanaman padi/singgang
- Rumput sekitar tanaman yang terserang
Periode
Infeksi
Gejala
penyakit ini akan timbul setelah 2 sampai 3 minggu, sehingga apabila terdapat
gejala penyakit yang timbul saat tanaman berumur 2-3 minggu HST, berarti
infeksi virus telah terjadi sejak dipersemaian.
Penyakit
tungro ini akan dapat berakibat fatal apabila menyerang tanaman yang berumur
0-40 HST dan apabila menyerang setelah 50 HST tidak akan menimbulkan gejala
serangan, dan gejala serangan akan muncul pada waktu singgang padi tumbuh.
Cara Pengendalian
Dengan melakukan pola tanam yang teratur, tanam serampak dan pergantian varietas maupun jenis tanaman maka akan memutus siklus hidup dari OPT sehingga tidak dapat berkembang dan akan lebih mudah dikendalikan.
Penggunaan varietas padi yang tahan dan toleran dapat mengurangi akibat dampak serangan penyakit tungro ini. Beberapa varietas yang tahan antara lain : IR 66, Memberamo, IR 74, IR 72 dan varietas Tukat Tunda.
Apabila terdapat gejala serangan maka segera mungkin tanaman yang terserang tersebut dilakukan eradikasi/dimusnahkan dengan cara dibenamkan atau dibakar.
Penggunaan pestisida hanya dianjurkan pada waktu tanaman berumur 0-40 HST, dengan jenis yang dianjurkan yakni mengandung BPMC dan Applaud.
Tindakan ini sangat penting dilakukan yang berfungsi untuk mencegah atau memusnahkan sumber inang, dengan cara : segera mungkin membajak tanah, membakar sisa-sisa panen dan rerumputan disekitarnya.
Penutup
Sumber : Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala






